MelanKayla
Kay berdiri memandangi keadaan kota di malam hari melalui jendela kamar apartemennya. Indah juga kalau Jakarta lengang, batinnya dalam hati. Dari jendela kamarnya terlihat lampu-lampu temaram ibukota yang menghiasi malam ini. Tidak ada mobil atau kendaraan yang berjejer antri di jalan. Mungkin hanya ada beberapa saja tapi mereka tidak perlu antri. Jam 1 pagi memang tidak akan sama seperti jam 1 siang. Ditambah gerimis di luar sana yang memberi kesan sendu. Tak lama setelah menyadari dirinya hanyut dalam lamunan melankolianya, Kay menoleh ke arah kasur. Berantakan. Sprei lepas. Bed cover tak tertata rapi seperti biasa. Seakan telah terjadi sesuatu di atas kasur sana. Ya, memang sudah terjadi sesuatu di sana. Kay hanya menarik napas panjang sambil berjalan menuju meja kecil di sisi kanan kasurnya. Ia duduk di kasurnya, meraih handphone dan memencet beberapa digit password di layar sentuhnya. Tak ada pesan. Tak ada panggilan telepon. Sama sekali. Ia kembali membuk